Rabu, 05 Maret 2014

Getir :(

terasa amat getir alur cerita ini
kelu dilidah menahan kata yang terhenti hanya dipikiran
pilunya hati tak mampu lagi meneteskan airmata
tapi ia mengeluh didalamnya
berteriak dan berharap ada seseorang disana yang mendengarnya

Melebur Begitu Saja

canda tawa itu,
senyum itu,
kini semua melebur begitu saja
rasa rasanya tak ada lagi keindahan itu
tentang kebahagiaan
tentang janji kehidupan yang lebih baik

Rasaku Diambang Ketidakpastian

tidak ada aktivitas yang mampu melegakan hati
rasaku diambang ketidakpastian
kita sama sama merasakannya
tapi tidak ada diantara kita yang memulai untuk bicara
aku tahu lukamu dan lukaku itu tak sama dan berbeda
tapi tak ada salahnya kah
diantara kita membukalisan untuk bicara ?

kinii

semua manjaku, semua rayuku, semua tingkah lucuku, semua kekanakanku, kini tak bisa lagi kuungkapkan denganmu. kini bagai khayalan semata yang aku tak tahu, kapan khayalan ini menjadi mimpi indahku, jadi pengantar tidurku, dan jadi penyemangatku ketika bangun. bahkan aku tak tahu apakah semua tingkahku itu dapat kusampaikan kembali padamu....

Jikaa

tiada maksud menampakkan diri
hanya silaturahmi yang kujaga kini
tiada menunda waktu untuk bertemu
tapi memang belum ingin diri ini membuka pintu
jikalau engkau bersama waktu yang semestinya
mungkin ada jalan lain untuk dilalui

Tumbuh

sesungguhnya, dia tumbuh dengan banyak faktor yang datang
dan sebenarnya, ia tak tahu
siapa pemiliknya
karena ia masih terus tumbuh menghadapi
kemarau dan penghujan

maafkanku

maafkan aku telah banyak merepotkanmu
terlalu sering melukai,
mengecewakan,
dan membebanimu.....
banyak berhutang padamu
banyak membuatmu rugi dalam segala ha
hingga sering menyiakanmu
sungguh, salahkan aku
aku yang telah membuat janjimu ingkar
aku yang membuat api cintamu padam....

aku tau, 
seribu kata maaf mungkin tak cukup menutup kenangan pahitmu
tak mampu membunuh sakitmu
bahkan ketika luka itu sembuh nanti
akan tetap meninggalkan bekas yang teramat buruk..
tapii, aku mohon, maafkan aku